Jumat, 04 November 2016

  Putri Kembang Dadar


Ribuan tahun yang lalu sebelum berdiri kerajaan besar, telah berdiri kerajaan-kerajaan kecil, yang memiliki rajanya masing-masing.
Salah satu kerajaan itu adalah kerajaan Hulu, juga berdirinya kerajaan yang dinamakan kerajaan Hilir.
Diantara kerajaan ini terjadi suatu perselisihan, sehingga tampaknya tak pernah damai diantara keduanya, ada saja keributan yang terjadi diantara mereka.
Disebuah pendopo kerajaan Hilir terlihat bersama-sama dengan para penggawanya dan juga para prajurit kerajaan, sepertinya tengah mengadakan rapat.
Sepertinya raja Hilir tengah memimpin sebuah rapat, tampak jelas ada masalah yang penting tengah mereka bahas.
“Apakah persiapan pasukan sudah betul-betul handal?” tanya raja Hilir yang sedang memimpin rapat tersebut.
Seorang Panglima kerajaan berdiri dengan gagahnya,”baginda Raja, pasukan sudah siap untuk berangkat.”
Di luar, dihalaman kerajaan, para prajurit tengah berbaris siap untuk menerima suatu perintah dari raja mereka , yaitu dari raja Hilir.
Keluarlah Sang Raja dengah penampilan yang sangat perkasa, sembari ia memperhatikan pada semua yang ada, disaat itu ia berkata,”para prajurit sekalian, saya harapkan tugas kalian kali ini untuk mengalahkan kerajaan Hulu itu akan berhasil.” Perintah raja Hilir pada semua prajuritnya yang hadir.
Setelah mereka mendengarkan perintah dan seruan itu, mereka berangkat dengan penuh semangat sekali.


1.Pasukan kerajaan Hilir berangkat dengan menggunakan perahu yang besar, kini setiap tahun sekali bentuk perahu ini di meriahkan dengan cara lomba bidar.Yaitu setiap pada hari kemerdekaan republik Indonesia atau hari ulang tahun kota Palembang. Disebut perahu Bidar.
Di kerajaan Hulu, seorang prajurit pengintai dengan sangat tergesa-gesa berlari-lari. Sepertinya ia akan menuju atau menghadap raja Hulu yang tengah berada di ruang kumpul istana raja.
“Raja yang mulia, terlihat rombongan pasukan datang kemari,”ungkap prajurit itu ketika ia berada di hadapan raja Hulu.
Dimana pada saat itu Sang raja tengah mengadakan rapat, karena terlihat semua para penggawa dan juga prajurit, serta panglimanya juga hadir pada waktu itu.
Raja Hulu hanya tersenyum, raja muda yang perkasa itu terdiam sembari ia berkata,”persiapkan pasukan, tunggu mereka datang di perbatasan kerajaan, lalu habisi mereka.”
Ternyata benar bahwa kedatangan pasukan kerajaan Hilir itu, sesungguhnya sudah di ketahui oleh Raja Hulu, sehingga mereka telah mempersiapkan untuk penyambutan kedatangan mereka.
Terdengar dengan lantang seruan dan teriakan, suatu aba-aba penyerangan yang di perintahkan oleh Raja Hulu, sepertinya pasukan Raja Hilir mendengar seruan itu dari arah kiri mereka.
“Kudengar dengan jelas bahwa pasukan itu datang dari arah kiri, ungkap pimpinan pasukan kerajaan Hilir.
Disisi lain pasukan prajurit kerajaan Hulu tengah bersiap-siap akan menyerang, sambil mereka mengendap-endap dibalik semak belukar itu, yang tepat berada di belakang mereka.
“Aku mendengar langkah yang segera mendekat,”ungkap pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir.
2.Mereka merasa yakin bahwa mereka sudah di dekati oleh pasukan dari kerajaan Hulu, jelas menurut mereka itu datang dari sebelah kiri mereka, oleh karena itu mereka tengah mempersiapkan untuk melakukan penyerangan.
“Serang…….kawan-kawan, saya akan memberikan tanda lemparan keatas,”seru pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir, dengan segera ia memberikan tanda penyerangan.
Serentak saja mereka melakukan penyerangan itu sesuai dengan petunjuk yang disampaikan oleh pemimpin mereka pada waktu itu. Segera saja mereka melakukan penyerangan itu.
Hanya dengan satu teriakan mereka segera melakukannya, namun serangan itu dilakukan betapa sangat terkejutnya mereka bahwa , penyerangan itu sangat sia-sia sekali.
Disaat itulah munculnya serangan dari arah kanan mereka, sehingga dengan sangat kacau balaunya, pasukan Hilir jadi berantakan, sangat tidak terduga sekali bahwa serangan itu akan datang dari sebalah kanan itu, sehingga pasukan kerajaan Hilir tak dapat berbuat apa-apa lagi.
Usai perang itu, pemimpin pasukan kerajaan Hulu, hanya dengan mengambil potongan kepala dari pimpinan pasukan kerajaan Hilir saja, hal itu sebagai bukti nyata bahwa pasukan kerajaan Hilir sudah takluk.
Dari pihak kerajaan Hilir, sepertinya sudah mengetahui bahwa prajuritnya yang mereka kirim itu mengalami suatu kekalahan, Raja merasa ini suatu kekalahan yang besar.
Sepertinya raja Hilir marah besar dengan kekalahan ini, ia menjadi merah padam, bertambah berang hatinya, karena mengalami kekalahan ini, ia juga tahu bahwa pimpinan pasukan yang dia kirim juga mati terbunuh.
“Sekarang ingatlah, ini adalah suatu kekalahan yang besar bagi kita, kita harus pikirkan apa yang harus kita lakukan selanjutnya,” seru Raja Hilir.

3.Para prajurit dan juga para pemimpin, dan juga penasehat Raja disaat itu hanya diam seribu bahasa, mereka tanpa ada suara yang terdengar, mereka hanya pandangi tindak tanduk yang dilakukan Raja.

Pada saat itu, seorang putri yang cantik jelita, tengah memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang tuanya, ia hadir pada saat itu.
Putri ini sering dipanggil dengan nama Putri Kembang Dadar, kecantikannya sangat terkenal dipenjuru kerajaan, banyak para raja yang tertarik akan kecantikannya.
Sesaat Raja mengatakan, “adakah diantara kalian yang akan sanggup untuk memimpin pasukan, hal ini bukan kita takuti tapi harus kita lawan.”
Namun tak seorangpun ada yang berani menyatakan pendapatnya, mereka hanya diam.
Raja memandang pada semua arah, pada semua yang hadir pada waktu itu, sehingga ia tertuju pada anak kesayanganya,”wahai anaku, apakah ada pendapatmu tentang kejadian ini, sepertinya kau tampak tenang, tanpa terlihat gelisah apalagi takut.”
Putri Kembang Dadar hanya tersenyum mendengar seruan dari orang tuanya itu, sembari ia berkata,”ayah handa ,jika di izinkan ananda mau berpendapat, tentang persoalan ini.”
Raja memandangnya dengan sangat penuh perhatian sekali, ia pandangi anak kesayangan itu,”silahkan ananda untuk menyatakan pendapatnya, siapa saja yang akan mengajukan pendapatnya.
Mendengar dari ucapan yang disampaikan oleh orang tuanya itu, Putri Kembang Dadar merasa lega, ia senyum dengan lantang ia mengatakan, “ayah izinkan aku untuk berangkat menuju kerajaan Hulu, ananda tak akan pulang jika ananda tidak berhasil.”

4.Suatu pernyataan yang tak terduga dari suara anak kesayanganya itu, apalagi anaknya adalah seorang putri , seakan ia tak percaya itu keluar dari hati dan suara yang keluar seorang yang cantik jelita seperti anaknya itu.
“Tidakah ananda sadar apa yang telah di sampaikan ini, apakah ini suara dari lubuk hati yang paling dalam,”ungkap Raja Hilir kepada anak kesayanganya itu.
Mendengar itu, Raja dari suara hatinya berbisik, betapa berani anaknya ini, tidak perduli bahwa dia seorang perempuan, tak sedikit pun terlihat bahwa ada rasa takut di raut wajahnya.
“Ini aku sampaikan dengan penuh kesadaran, aku sudah bulat tekatku,” ungkap Putri Kembang Dadar , dengan suara yang merdu, sehingga membuat kagum para hadirin yang ada dalam ruang .
Raja Hilir merasa sangat yakin, apa yang telah disampaikan oleh anaknya itu,”anaku jika itu sudah menjadi tekatmu, tak dapat aku mengahalanginya, aku hanya berdoa kau akan berhasil nantinya.”
Semua yang hadir terkagum-kagum, mereka memandangi Putri Kembang Dadar , yang berangkat meninggalkan kerajaan Hilir, yang hanya didampingi dengan beberapa orang saja.
Raja Hilir hanya memandang kepergian anaknya, ia tak menduga sama sekali bahwa anaknya yang akan pergi untuk menyelidik, hal itu juga di iringi oleh para penggawa kerajaan, serta juga disaksikan oleh rakyatnya.
Putri Kembang Dadar Hanya menggunakan pakaian layaknya seorang rakyat biasa saja.Ia berjalan dengan gemulainya, mendekati keramaian, ini berada di sekitar istana Raja Hulu.
Walaupun demikian keberadaan Putri Kembang Dadar itu, tetap saja di awasi oleh para prajurit kerajaan dari kejauhan, ia menyamar sebagai seorang penjual sayuran yang berada di pinggiran istana.
Tentu saja penyamaran ini dia lakukan agar melihat dengan dekat wajah Raja Hulu, tentu saja meskipun ia menyamar sebagai seorang tukang sayur, kecantikanya tak dapat di sembunyikan.
5.Disaat itu Raja Hulu yang tampan dan muda belia, sekilas ia memandang bahwa ada seorang pedagang sayur yang begitu cantiknya,”Prajurit kau panggil wanita itu, bawa dia kemari!”
Tanpa banyak bicara prajurit itu mendakati pedagang , yang tiada lain itu adalah Putri Kembang Dadar, yang menyamar sebagai seorang pedagang sayuran.
Putri Kembang Dadar tahu, ia hanya merasa dan berkata dalam hatinya, bahwa Raja Hulu ternyata adalah seorang yang tampan. Tetapi di juga sadar bahwa ini perangkapnya sudah kena.
Bukan main terpesonanya Raja Hulu, ia hanya berkata dalam hatinya, begitu cantiknya wanita ini, “kau ikut keistana sekarang juga, kau adalah layak jadi seorang permaisuri saja.”
Ternyata bukan hanya Raja yang terpesona, tetapi beberapa pengikutnya, spertinya sadar bahwa benar bahwa wanita itu memang cantik sekali, tidak salah Raja kita memilih wanita ini, seorang prajurit berbisik lembut.
Bukan itu saja tetapi Sang Raja juga merasa, bahwa menurut hatinya , wanita ini adalah benar bahwa dia bukan orang sembarang, tapi seorang putri yang datang dari langit.
Segera saja raja berserta dengan rombongan dengan memboyong Putri Kembang Dadar ke istana Raja Hulu. Ketika sampai di istana, Raja segera memanggil dayang-dayang,”Hei dayang-dayang ,coba kau ganti pakaian wanita ini lalu kau berikan ia pakaian yang terbaik yang kita punya.Jika tidak ada kau cari di penjuru kerajaan, bila perlu kau beli keluar.”
Sehingga di istana tampak terjadi suatu kesibukan yang mendadak, para prajurit, juga rakyat tersebar sudah bahwa Raja mereka telah menemukan seorang putri yang cantik jelita.


6.Pesan Raja yang disampaikan itu, menjadi suatu kesibukan bagi dayang-dayang, penghias raja itu, menjadi terpesona, ketika ia melihat wanita itu , ia juga ikut kagum dengan kecantikan yang di miliki Putri Kembang Dadar itu, sehingga tanpa sadar dayang itu berkata,”pantas raja jadi bersemangat, kecantikan wanita ini luar biasa, tak satupun ada gadis yang ada di kerajaan ini, yang dapat menandingi kecantikannya.”
Ketika Putri Kembang Dadar bagun dari tidur, dan ia dihiasai dengan cantiknya oleh dayang, dengan pakaian yang layaknya seorang putri dan calon seorang permaisuri, para penggawa terpesona melihatnya.
Disaat itulah muncul Raja Hulu, tetapi ia tersentak bukan kepalang, ketika ia melihat Putri Kembang Dadar, kecantikan itu kini juga disaksikan oleh semua orang yang ada. Semua yang hadir terpikat memandangnya.
Raja Hulu berdiri dengan gagah perkasa, ia memandangi semua prajurit juga para penggawanya, yang juga diwakili oleh rakyatnya yang menyaksikan perayaan itu.
“Para hadirin yang hadir, mulai saat ini , kalian telah memiliki seorang putri, wanita yang ada di hadapan kalian ini adalah sebagai permaisurinya. Ia adalah yang bernama Putri Kembang Dadar,”jelas Raja Hulu kepada semua penggawanya, juga pada para prajuritnya, dan rakyatnya yang hadir.
Sejak itu Putri Kembang Dadar telah menjadi istri dari Raja Hulu, berita ini sudah sampai pada Raja Hilir. Karena itu dikala Permaisuri Putri Kembang Dadar tengah beristirahat datanglah secara rahasia seorang utusan dari Raja Hilir.
“Katakan saja, bahwa aku akan segera datang ,”ungkap Permasuri Raja Hulu itu, yang tida lain adalah Putri Kembang Dadar.
Segera saja prajurit itu meninggalkan istana raja Hulu, ia segera menuju pulang, untuk melaporkan keadaan yang terjadi.

7.Belum prajurit itu tiba di istananya, tetapi Putri Kembang Dadar sudah berada di istana orang tuanya, karena ia dapat menghadirkan diri langsung tanpa harus menggunakan jasat yang menjalani secara kasar seperti manusia biasanya.
“Anaku kau tampak makin cantik, aku tahu kalau sudah menjadi istrinya Raja Hulu,”tutur Raja Hilir pada anaknya yang kini menjadi seorang permasuri .
“Ayahanda adalah benar, aku bangga dengan perkawinan ini, namun aku hanya memohon, agar tidak lagi terjadinya suatu permusuhan diantara kedua kerajaan ini,’ungkap Putri Kembang Dadar pada orang tuanya itu.
Pada akhirnya Putri Kembang Dadar dapat menyatukan kedua kerajaan, sehingga tidak lagi terjadinya permusuhan.
Putri Kembang Dadar, mempersembahkan satu tubuhnya untuk istana kerajaan Hilir, namun di lain pihak ia tetap berada di istana kerajaan Hulu, sehingga terjadilah suatu perdamaian, yang tiada lagi terjadinya perselisihan di antara mereka.
Perdamaian kedua kerajaan menjadi senangnya para rakyat, karena telah menyatukan dua kerajaan yang selama ini bermusuhan kini menyatu, sungguh besar pengorbanan yang dia berikan untuk ini.
Hingga kini kadangkala ia sering di undang oleh para normal secara gaib, itu untuk suatu ritual gaib yang dilakukan para golongan, para normal yang ada di Sumatera Selatan.(

Pulau Kemaro: Legenda Pulau Cinta di tengah Sungai Musi, Palembang


FENYDWIA.com – Jika anda berkesempatan berkunjung ke Kota Palembang, Sumatera Selatan, tidak ada salahnya mengunjungi satu tempat yang syarat dengan cerita legenda. Pulau Kemaro, belakangan menjadi buah bibir dan menarik minat wisatawan baik lokal, wisatawan luar provinsi bahkan dari manca negara.
Nama Pulau Kemaro memang cukup aneh. “Kemaro” adalah salah satu istilah lokal yang dalam bahasa Indonesia sama dengan “Kemarau”. Letak pulau ini sendiri juga cukup mengundang tanda tanya. Bagaimana mungkin sebuah pulau bisa terletak di tengah Sungai Musi. Dan yang lebih aneh lagi, menurut penduduk tepian Sungai Musi pulau ini tidak pernah tenggelam ataupun terendam air meskipun dalam kondisi Sungai Musi yang pasang sekalipun.
Untuk menuju pulau ini tidaklah terlalu sulit. Jika anda sudah berada di seputaran Kota Palembang, anda tinggal menuju ke Pelataran Jembatan Ampera di depan Benteng Kuto Besak (BKB) yang berada di tepian Sungai Musi. Anda tinggal berjalan di seputaran sungai, nanti akan banyak yang menawarkan jasa sewa perahu menuju pulau tersebut. Jenis transportasi yang ditawarkan umumnya berbentuk perahu kayu, mulai dari perahu tongkang ukuran besar, perahu ketek ukuran sedang, hingga perahu kecil yang disebut speedboat.
Jika anda merupakan rombongan besar lebih dari 10 orang, anda mungkin bisa menyewa perahu tongkang. Untuk biaya sewanya memang cukup menguras isi dompet, yaitu berkisar Rp 1,5 – 2 juta. Jika anda merupakan rombongan kecil kurang dari 10 orang anda bisa menyewa perahu ketek ukuran sedang dengan harga berkisar Rp 300 – 400 ribu. Sementara jika anda merupakan rombongan kecil di bawah 5 orang anda bisa menyewa speed boat dengan harga sekitar Rp 200 – 250 ribu.
Biaya sewa tersebut mencakup perjalanan pergi pulang, ada yang sistemnya mereka menunggu, ada juga yang sistemnya nanti akan dijemput lagi sesuai waktu yang disepakati. Jika anda pandai menawar maka bisa mendapatkan harga sewa yang lebih rendah dari harga yang mereka sebutkan. Pulau Kemaro terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera. Adapun lama waktu tempuh dari tepian Pelataran Sungai dengan BKB menuju lokasi Pulau Kemaro tentunya tergantung jenis perahu yang disewa. Untuk Perahu tongkang dan ketek relatif lebih lambat, waktu tempuhnya berkisar 25 – 30 menit. Sementara jika memakai speedboat waktu tempuhnya bisa 10-15 menit.
Begitu menginjakkan kaki ke pulau ini, setelah melewati pintu gerbang yang syarat ornamen China, anda akan menemui batu (prasasti) buatan yang bercerita tentang asal usul Pulau Kemaro. Menurut legenda setempat yang tertulis di batu tersebut, pada zaman dahulu, datang seorang pangeran dari negeri China, bernama Tan Bun An, ia datang ke Palembang untuk berdagang. Ketika ia meminta ijin ke Raja Palembang, ia bertemu dengan putri raja yang bernama Siti Fatimah. Ia langsung jatuh hati, begitu juga dengan Siti Fatimah. Merekapun menjalin kasih dan berniat untuk ke pelaminan.
Tan Bun An mengajak sang putri ke daratan Cina untuk diperkenalkan dengan orang tua Tan Bun An. Setelah beberapa waktu, mereka kembali ke Palembang. Bersama mereka disertakan pula hadiah tujuh guci yang berisi emas. Untuk mengelabui bajak laut dan tanpa sepengetahuan Tan Bun An, orang tuanya menutup emas dalam guci-guci tersebut dengan sawi. Sesampai di muara Sungai Musi, Tan Bun An penasaran ingin melihat hadiah emas di dalam guci-guci tersebut. Alangkah kagetnya dia karena yang dilihat adalah sayuran sawi-sawi asin. Tanpa berpikir panjang ia membuang guci-guci tersebut kelaut, tetapi guci terakhir terjatuh diatas dek kapal dan pecah. Ternyata didalamnya terdapat emas. Tanpa berpikir panjang Tan Bun An terjun ke dalam sungai untuk mengambil emas-emas dalam guci yang sudah dibuangnya. Seorang pengawalnya juga ikut terjun untuk membantu, tetapi kedua orang itu tidak kunjung muncul. Cemas mengetahui Tan Bun An sang putri akhirnya memutuskan menyusul dan terjun juga ke Sungai Musi. Sebelum terjun ke sungai sang putri berpesan bahwa jika ada tumpukan tanah di tepian sungai ini berarti itu kuburannya. Setelah ditunggu beberapa lama ketiganya tidak kunjung muncul.
Beberapa hari setelah setelah peristiwa tersebut muncul tumpukan tanah di tepian sungai, lama kelamaan tumpukan tersebut semakin membesar dan menjadi sebuah pulau. Menurut masyakarat tepian sungai pulau tersebut tidak pernah digenangi air meskipun volume air Sungai Musi sedang meningkat. Karena itulah oleh masyarakat setempat pulau tersebut dinamai Pulau Kemaro. Untuk mengenang mereka bertiga dibangunlah sebuah kuil dan makam untuk ketiga orang tersebut.
Di dalam Pulau Kemaro ini terdapat sebuah vihara China (Klenteng Hok Tjing Rio) atau lebih dikenal Klenteng Kuan Im yang dibangun sejak tahun 1962. Di depan klenteng terdapat makam Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang berdampingan. Kisah cinta mereka berdualah yang menjadi legenda terbentuknya pulau ini.


Legenda Asal Mula Nama Sungai Musi

 

Sungai Musi adalah sebuah sungai yang terletak di provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Dengan panjang 750 km, sungai ini merupakan yang terpanjang di pulau Sumatera dan membelah Kota Palembang menjadi dua bagian. Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang pun melintas di atas sungai ini. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga sekarang, sungai ini terkenal sebagai sarana transportasi utama bagi masyarakat.
Di tepi Sungai Musi terdapat Pelabuhan Boom Baru dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.

Geografi
Sungai Musi membelah Kota Palembang menjadi dua bagian kawasan: Seberang Ilir di bagian utara dan Seberang Ulu di bagian selatan. Sungai Musi, bersama dengan sungai lainnya, membentuk sebuah delta di dekat Kota Sungsang.

Sungai Musi dengan Jembatan Ampera sebagai latar belakang
Mata airnya bersumber di daerah Kepahiang, Bengkulu. Sungai Musi disebut juga Batanghari Sembilan yang berarti sembilan sungai besar, pengertian sembilan sungai besar adalah Sungai Musi beserta delapan sungai besar yang bermuara di sungai Musi. Adapun delapan sungai tersebut adalah :
  1. Sungai Komering
  2. Sungai Rawas
  3. Sungai Leko
  4. Sungai Lakitan
  5. Sungai Kelingi
  6. Sungai Lematang
  7. Sungai Semangus
  8. Sungai Ogan
Legenda:
Zaman dahulu kala, hubungan lalu lintaslaut di seluruh dunia di lakukan dgn perahu layar. Pada jaman itu, banyak pula lanun atau bajak laut. Ketika itu perdagangan tidak memakai sistem jual beli tetapi dengan sistem barter.

Menurut cerita, ada kelompok bajak laut asal negeri Cina yang terdiri dari tiga perahu layar, berlayar ke Selat Bangka.
Perompak itu di pimpin oleh seorang yang bergelar Kapitan. Mereka tertarik ketika melalui muara Sungai Musi, terutama karena lebarnya. Kapitan mencari dalam peta, ternyata sungai itu belum ada namanya di peta.

Para perompak itu melihat banyak perahu besar dan tongkang datang dari hulu sarat dengan muatan hasil bumi, mereka yakin di wilayah hulu sungai pastilah daerah yang subur. Mereka pun mulai membentuk kelompok2 untuk menjelajah daerah2 hulu.

Ada kelompok mereka yang sampai di daerah dataran rendah Gunung Dempo (daerah Lahat sekarang), mereka kagum melihat betapa suburnya tanah. Hasil sayur mayur tidak terpanen. Tanaman kopi bagaikan hutan dgn buahnya yang besar2. Begitu juga cengkih, kayu manis dan berbagai tanaman lainnya.

Kelompok yang menjelajah Muara Enim skrg, juga kagum dgn melihat tanaman rempah2 dan batubara yang muncul di permukaan tanah. Sementara itu yang sampai di wilayah Ranau, begitu takjub ketika melihat tembakau pun tumbuh disana.

Kapitan pun begitu tertarik dengan Wilayah Sumatera Selatan yang berpusat di Sungai Musi, dia pun memutuskan untuk tinggal lama di Palembang. Dia memberi tanda melingkari daerah Sumatera Selatan dalam peta seraya berkata :

"Kita skrg berada di daerah ini. Ternyata daerah dan sungai ini belum ada namanya di peta. Sudah ku pikir2, kita menamakan daerah ini Mu Ci (dalam bahasa tua Cina Han, Mu Ci berarti Ayam Betina, dan Mu Ci adalah nama bagi Dewi Ayam Betina yang memberikan keberuntungan pada manusia)

Seorang perompak bertanya : "Mengapa Tuan menamakan daerah ini Mu Ci?"

"Bukankah Mu Ci (Ayam Betina) adalah makhluk yg memberikan keuntungan buat manusia? Sekali bertelur belasan butir. telur adalah sumber makanan dan rezeki. Daerah ini pun sangat subur. Luar biasa suburnya. hasil rempah2nya bermutu tinggi. Ada Tambang batubara, emas dll. Maka daerah ini layak di sebut Mu Ci, karena tanahnya demikian kaya raya memberi keberuntungan bagi manusia".

"Kalian ingat, penduduk di daerah ini juga memiliki sifat yang baik yang dimiliki ayam.
Kaum pria daerah ini ramah, mudah menerima orang asing, dapat bergaul dengan baik dan suka menolong. Akan tetapi jangan berbuat curang atau menipu mereka. Bukankah ada empat orang teman kita yang mati karena di tusuk penduduk dgn pisau?"

Pemimpin Perompak melanjutkan pembicaraannya...
"Itu salah teman kita sendiri, sudah saya perintahkan untuk berperangai baik. daerah ini dan seluruh penduduknya akan jadi mitra dagang kita dalam jangka panjang. Selain itu, wanita di daerah Mu Ci ini juga sangat baik, kulit mereka kuning seperti kita. Tapi wajahnya tidak seperti wajah orang Eropa dan tidak mirip kita. Kaum wanita daerah ini hebat dan mengagumkan. Mereka bekerja keras membantu suami.

Tak ubahnya seperti induk ayam betina. Bekerja keras mencari makanan untuk anak2nya. Hormat dan baik pada sesamanya. Akan tetapi jangan coba2 mengganggu mereka dan anak2nya. Mereka bisa lebih ganas dari elang sekalipun.

Beratus tahun kemudian kata Mu Ci berubah menjadi Musi....

Kesimpulan :
Cerita ini adalah Legenda, orang tak percaya pernah terjadi. Namun kita melihat ada Sungai Musi dengan daerah  Sumatera Selatan yang subur.
Hikmah dari legenda ini adalah, masyarakat Sumsel ramah tamah, tetapi berani berindak tegas bila harga dirinya di usik adalah sikap yang di sergani. Walaupun Bajak Laut jahat dan Kejam dalam berdagang mereka tetap ramah dan rendah hati.

Image result for asal mula nama palembang

Pada zaman dahulu, daerah Sumatra Selatan dan sebagian Provinsi Jambi berupa hutan belantara yang unik dan indah. Puluhan sungai besar dan kecil yang berasal dari Bukit Barisan, pegunungan sekitar Gunung Dempo, dan Danau Ranau mengalir di wilayah itu. Maka, wilayah itu dikenal dengan nama Ba*tanghari Sembilan. Sungai besar yang mengalir di wilayah itu di antaranya Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Ogan, Sungai Rawas, dan beberapa sungai yang bermuara di Sungai Musi. Ada dua Sungai Musi yang bermuara di laut di daerah yang berdekatan, yaitu Sungai Musi yang melalui Palembang dan Sungai Musi Banyuasin agak di sebelah utara.
Karena banyak sungai besar, dataran rendah yang melingkar dari daerah Jambi, Sumatra Selatan, sampai Provinsi Lampung merupakan daerah yang banyak mempunyai danau kecil. Asal mula danau-danau kecil itu adalah rawa yang digenangi air laut saat pasang. Sedangkan kota Palembang yang dikenal sekarang menurut sejarah adalah sebuah pulau di Sungai Melayu. Pulau kecil itu berupa bukit yang diberi nama Bukit Seguntang Mahameru.
Keunikan tempat itu selain hutan rimbanya yang lebat dan banyaknya danau-danau kecil, dan aneka bunga yang tumbuh subur, sepanjang wilayah itu dihuni oleh seorang dewi bersama dayang-dayangnya. Dewi itu disebut Putri Kahyangan. Sebenarnya, dia bernama Putri Ayu Sundari. Dewi dan dayang-dayangnya itu mendiami hutan rimba raya, lereng, dan puncak Bukit Barisan serta kepulauan yang sekarang dikenal dengan Malaysia. Mereka gemar datang ke daerah Batanghari Sembilan untuk bercengkerama dan mandi di danau, sungai yang jernih, atau pantai yang luas, landai, dan panjang.
Karena banyaknya sungai yang bermuara ke laut, maka pada zaman itu para pelayar mudah masuk melalui sungai-sungai itu sampai ke dalam, bahkan sampai ke kaki pegunungan, yang ternyata daerah itu subur dan makmur. Maka terjadilah komunikasi antara para pedagang termasuk pedagang dari Cina dengan penduduk setempat. Daerah itu menjadi ramai oleh perdagangan antara penduduk setempat dengan pedagang. Akibatnya, dewi-dewi dari kahyangan merasa terganggu dan mencari tempat lain.
Sementara itu, orang-orang banyak datang di sekitar Sungai Musi untuk membuat rumah di sana. Karena Sumatra Selatan merupakan dataran rendah yang berawa, maka penduduknya membuat rumah yang disebut dengan rakit.
Saat itu Bukit Seguntang Mahameru menjadi pusat perhatian manusia karena tanahnya yang subur dan aneka bunga tubuh di daerah itu. Sungai Melayu tempat Bukit Seguntang Mahameru berada juga menjadi terkenal.
Oleh karena itu, orang yang telah bermukim di Sungai Melayu, terutama penduduk kota Palembang, sekarang menamakan diri sebagai penduduk Sungai Melayu, yang kemudian berubah menjadi pen*duduk Melayu.
Menurut bahasa Melayu tua, kata lembang berarti dataran rendah yang banyak digenangi air, kadang tenggelam kadang kering. Jadi, penduduk dataran tinggi yang hendak ke Palembang sering me*ngatakan akan ke Lembang. Begitu juga para pendatang yang masuk ke Sungai Musi mengatakan akan ke Lembang.
Alkisah ketika Putri Ayu Sundari dan pengiringnya masih berada di Bukit Seguntang Mahameru, ada sebuah kapal yang mengalami kecelakaan di pantai Sumatra Selatan. Tiga orang kakak beradik itu ada*lah putra raja Iskandar Zulkarnain. Mereka selamat dari kecelakaan dan terdampar di Bukit Seguntang Mahameru.
Mereka disambut Putri Ayu Sundari. Putra tertua Raja Iskandar Zulkarnain, Sang Sapurba kemudian menikah dengan Putri Ayu Sundari dan kedua saudaranya menikah dengan keluarga putri itu.
Karena Bukit Seguntang Mahameru berdiam di Sungai Melayu, maka Sang Sapurba dan istrinya mengaku sebagai orang Melayu. Anak cucu mereka kemudian berkembang dan ikut kegiatan di daerah Lembang. Nama Lembang semakin terkenal. Kemudian ketika orang hendak ke Lembang selalu mengatakan akan ke Palembang. Kata pa dalam bahasa Melayu tua menunjukkan daerah atau lokasi. Pertumbuhan ekonomi semakin ramai. Sungai Musi dan Sungai Musi Banyuasin menjadi jalur per*dagangan kuat terkenal sampai ke negara lain. Nama Lembang pun berubah menjadi Palembang.

Sumber: Feny Dwi Andriani

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive